Custom Search

6/03/2008

Mengandalkan Kamera Kegemaran Profesional


BAGI penggemar fotografi, saat sudah memiliki kamera digital single lens reflex (SLR) serasa dunia sudah berada di tangan mereka. Memang terdengar berlebihan, tapi itulah kenyataannya. Kamera DSLR dianggap sebagai barang mewah, baik dari segi harga maupun dari sisi penggunanya.

Namun, itu dulu. Sekarang kondisinya sudah jauh berbeda. Seiring perkembangan teknologi, kamera DSLR bukan lagi barang mewah. Saat ini, sudah banyak kamera DSLR yang harganya berkisar di bawah Rp 10 juta. Selain itu, fitur pada kamera DSLR juga semakin memudahkan para penggunanya. Jadi, bukan cuma pehobi fotografi atau fotografer profesional yang menenteng kamera DSLR.

Mencuatnya pamor kamera DSLR, menurut Sandy Chandra, Manajer Pemasaran Olympus Indonesia terutama disebabkan karena harga kamera DSLR yang kian murah. Dampaknya tentu saja merembet ke berbagai faktor, termasuk dari segmen pengguna kamera DSLR sendiri. “Banyak penggemar fotografi yang beralih dari kamera prosumer ke kamera DSLR,” ujar Sandy.

Memang, jika dilihat turunnya harga kamera DSLR, khususnya yang bermain di segmen entry level, membuat harga kamera DSLR dengan kamera saku digital semi pro semakin tipis saja. Konsumen pun dihadapkan pilihan, harga beda tipis namun teknologi lebih canggih.

Meskipun pamornya sedang mencuat, Rusdy Latif, Direktur Alta Nikindo, distributor Nikon, justru melihat pasar kamera DSLR lebih sempit ketimbang kamera saku. “Kamera DSLR hanya diminati profesional fotografer, wartawan foto, foto studio, penggemar dan mahasiswa yang mempunyai jurusan yang terkait fotografi, sedangkan kamera saku penggunanya bisa semua,” ucap Rusdy.

Pasarnya hanya 25%

Pasar DSLR sendiri, menurut Sintra Wong, Asisten Manajer Pemasaran Divisi Canon untuk kamera digital dan SLR domestik PT Datascript, tahun 2007 ini mampu mencapai 25.000 unit. Konon, jumlah tersebut hanya mencapai 20% sampai 25% dari total penjualan seluruh kamera di Indonesia.

Dari total pasar tersebut, Sintra optimistis mampu meraup penjualan 15.000 unit, atau kurang lebih 60% pangsa pasar kamera DSLR. Olympus sendiri menargetkan pangsa pasar 20% tahun 2007. Selain mereka, pemain besar lainnya adalah Nikon, Sony, dan Pentax.

Tak bisa dipungkiri, meskipun pasarnya hanya 25%, vendor terbukti serius menggarap pasar kamera DSLR, khususnya pasar entry level. Lihat saja Canon yang mengeluarkan produk anyarnya EOS 40 D awal bulan ini seharga Rp 10,25 juta tanpa lensa. Selain EOS 40 D, Canon juga mengandalkan Canon EOS 400D yang dibanderol dengan harga Rp 8,5 juta per unit.

Olympus pun setali tiga uang, akhir semester pertama kemarin, Olympus langsung menggelar dua produk anyarnya, E-410 dan E-510. Olympus E-410 lebih ditujukan buat pengguna perempuan karena bodinya yang kecil dan mudah untuk dibawa, sedangkan E-510 untuk pengguna yang lebih serius. Dua produk tersebut dibanderol Rp 7,4 juta dan Rp 8,3 juta. Tak mau kalah Nikon juga menggebrak dengan D80. Bermain di kelas entry level, seri D80 merupakan kamera DSLR ekonomis Nikon pertama yang menggunakan resolusi 10 MP.

Meskipun belum seberapa besar, pasar kamera DSLR diyakini masih terus tumbuh. “Total pertumbuhan pasar DSLR tahun 2007 sekitar 25% sampai 30%,” kata Sandy menjelaskan.

Jadi, sudah siapkah Anda mengabadikan momen istimewa dengan DSLR?

dari : kontan-harian.com

Tidak ada komentar: