Custom Search

6/06/2008

Sony D-SLR Alpha 350 dan Alpha 300 :




Sony Indonesia menawarkan lebih banyak kamera Digital Single-lens Reflex (D-SLR) kepada konsumen dengan meluncurkan seri Alpha 350 dan Alpha 300. Alpha 350 memiliki sensor gambar CCD beresolusi 14.2 megapixel yang merupakan resolusi terbesar di antara kamera sekelasnya, sementara Alpha 300 memiliki sensor gambar CCD 10.2-megapixel.

Untuk pertama kalinya di seri ?, kedua kamera dilengkapi dengan teknologi Quick Auto Focus (AF) Live View dan layar LCD 2,7 inci dengan sudut pandang yang dapat diubah-ubah agar para fotografer dapat dengan mudah melihat kembali gambar-gambar yang telah mereka ambil. Pengambilan gambar (shooting) yang sangat responsif, serta kenyamanan dan kebebasan untuk menata gambar juga turut disertakan untuk memudahkan penggunaan.

Terdapat juga fitur-fitur lain seperti mesin proses gambar BIONZ. Dengan menggabungkan versi terbaru BIONZ Image Processing Engine dari Sony yang mengoptimalkan performa dan potensi sensor CCD, kedua model kamera DSLR ini dapat menghasilkan gambar yang kaya warna, sangat jelas dan cemerlang.

Dilengkapi juga oleh sistem penstabilan gambar Super SteadyShot, D-Range Optimizer, sensitifitas tinggi hingga ISO 3200, sistem perlindungan terhadap debu (anti-dust), dan baterai long-life hingga 730 kali pengambilan gambar sekali charge (jika menggunakan viewfinder). Alpha 350 dan Alpha 300 siap membawa fotografi ke tingkat lanjutan dengan fitur-fitur SLR dan inovasi-inovasi digital imaging yang canggih dari Sony.

Bukan saja baik dalam segi produk, Sony juga telah memastikan bahwa semua produk mereka diproduksi sesuai dengan cara-cara yang ramah lingkungan. Tutup body pada Alpha 350 dan Alpha 300 menggunakan bahan renewable polyamide 11, sejenis plastik berbahan dasar sayuran yang berasal dari minyak nabati. Meningkatkan penggunaan plastik berbahan dasar sayuran dapat mengurangi emisi gas buang dan juga untuk lebih menghemat penggunaan sumber daya minyak tanah.

Kamera D-SLR Alpha 350 dan Alpha 300 tersedia di Indonesia mulai awal bulan Mei 2008.


Read More..

Nikon D80



Ini merupakan kamera Nikon digital SLR dengan lensa yang dapat diganti, pengoperasian otomatis dan desain fitur mutakhir untuk memuaskan setiap fotografer dalam menciptakan foto indah dan mengabadikan momen spesial.

D80 dengan 10,2 efektif megapixel sensor gambar CCD format DX, membawa level baru resolusi tinggi dan detil yang tajam di kelasnya, juga memberikan banyak kebebasan untuk kreativitas mengkrop dan mencetak besar yang mengesankan. Sensor Nikon format DX dan desain dudukan bayonet lensa dari Nikon F memastikan kompatibalitas yang menyeluruh dengan bermacam-macam lensa AF Nikkor dan lensa DX Nikkor yang dirancang eksklusif untuk kamera SLR Nikon.

Salah satu pengembangan kunci tingkat lanjut pada D80 adalah pemroses gambar resolusi tinggi Nikon. Keuntungan yang didapat dari kamera profesional DSLR Nikon termasuk warna yang independen sebelum terkondisikan dan presisi yang tinggi 12 bit algoritma pemroses gambar digital, dengan kombinasi untuk menghasilkan gambar natural, bermanfaat untuk warna tetap dan memproduksi tonal warna. Juga dedikasi terbaru performa tinggi kehebatan chip pengolah pada seluruh level, dan baterai yang hemat daya memastikan gambar akan lebih banyak pada sekali pengisian.

Nikon's exclusive 3D Color Matrix Metering II memastikan keakuratan pengendali eksposur otomatis, pada berbagai kondisi pencahayaan, evaluasi perbandingan pengukur rata-rata pada setiap kondisi input dari sistem frame lebar 420-pixel sensor yang secara otomatis disesuaikan dengan database onboard lebih dari 30.000 scene fotografi untuk mengkalkulasi nilai ekspose akhir. Juga terdapat variabel center-weighted metering dan Spot metering, Sebagai kompensasi eksposur dan eksposure otomatis, dilengkapi pula bantuan lengkap di bagian kontrol membuat D80 berpeforma tinggi sangat ideal untuk penggemar fotografi.

Kamera ini dilengkapi Auto White Balance (AWB) tingkat lanjut yang menciptakan warna alami dengan penyesuaian pada setiap nuansa, dengan mencocokkan WB pada sumber cahaya. Bagi mereka yang menginginkan pengaturan secara manual terdapat enam pilihan yakni Incandescent, Fluorescent, Direct Sunlight, Flash, Cloudy, dan Shade. Selain itu pilihan "Preset" menggunakan abu-bu atau putih sebagai referensi.

Kamera ini juga bisa memastikan secara konsisten, cepat dan tepat mengunci fokus diberbagai kondisi D80 dengan sistem 11-area AF. Pengadopsian versi baru Module sensor AF Nikon advance Multi-CAM 1000 ini merupakan 11 area AF tambahan pilihan baru pemfokus efektif yang akan menyenangkan untuk mendapatkan target tujuan. Sebagai contoh sistem dapat digunakan di setiap 11 area fokus, sensor tengah dapat juga dipindah kepengoperasian frame lebar untuk jangkauan yang lebih lebar.

Mode baru Area AF mengukur kesemua 11 area focus, subjek utama dan mengaktifkan hanya area tersebut. Dengan mode ini, kamera siap menjepret saat momen khusus. D80 hanya membutuhkan 0,18 detik untuk aktif dan jeda waktu shutter 80 milisecond cepat saat ambil gambar 11 area auto fokus dengan pembantu AF. Proses gambar singkat dan disimpan dengan cepat pada kartu SD memori. Begitu pula untuk lihat gambar dapat dengan cepat. Continuous shooting dengan kecepatan tiga frame per detik dapat menyimpan 100 file JPEG (ukuran FINE medium atau smaller).


Besar

Berpeforma dan beresolusi tinggi dalam bodi yang ramping dan lebih kompak, secara keseluruhan, D80 dimaksimalkan untuk kemudahan mengoperasian. D80 memiliki jendela bidik yang terang dan besar dengan perbesaran 0,94 kali untuk memastikan komposisi yang baik dan pandangan yang jernih. Berlayar LCD 2,5 inci dengan 230.000-titik, resolusi tinggi dengan sudut pandang 170 derajat.

Terdapat pula tambahan fitur yakni Advanced Pictmotion untuk pilihan tampilan slide, dengan pemilihan gaya transisi dan latar belakang musik dapat dlihat melalui LCD atau televisi. Tampilan menu yang baru warna maupun huruf yang diperbesar mudah dimengerti dan mudah digunakan, isi menu dapat di-custom menggunakan set "My Menu". Selain itu terdapat fitur ekslusif edit foto "in-camera" tanpa menggunakan komputer. Kemudian fitur D-Lighting yang secara otomatis memperjelas detail pada hasil bidikan dan mengoptimalkan keseimbangan cahaya. Red-eye correction mendekteksi dan mengkompensasi untuk mata merah akibat efek dari flash. Fitur lainnya yakni Trim yang dapat digunakan untuk memotong gambar menjadi lebih kecil untuk kemudahan berbagi atau agar lebih efisien.

Sementara Image Overlay menggabungkan dua gambar file RAW (NEF). Pilihan lain yang termasuk setting monochrome antara lain hitam dan putih, Sepia, Cyanotype dan Filter Effects berupa Skylight, Warm filter dan Color balance. Juga Multiple Exposure untuk pemotretan multi gambar dalam satu frame. Sementara fitur Creative photography yang mudah dengan mode dial pada D80's terdapat pilihan antara lain Auto, Portrait, Landscape, Close Up, Sports, Night Landscape, atau Night Portrait. Program ini secara otomatis mengoptimalkan White Balance, ketajaman, kontras, warna, kepekatan dan hue. D80 juga menawarkan pilihan setting secara personal antara lain Normal, Softer, Vivid, More vivid, Portrait, Custom dan Black-and-white.

Memiliki internal flash yang kuat, fitur i-TTL yang sempurna, juga kendali lampu kilat untuk keakuratan dan mendukung penuh fasilitas "Advanced Wireless Lighting sistem". Sistem ini bisa memfungsikan internal flash dua grup remote commander yang mengendalikan secara langsung SB-800 & SB-600 tanpa kabel.

Pendeknya, ini merupakan kamera digital yang menyenangkan dan praktis. Tersedia MB-D80 sebagai Multi-Power Battery Pack. Wireless ML-L3 (IR) Remote Control dan MC-DC1 Remote Cord untuk pemotretan eksposure panjang.

Software PictureProject, telah diberikan pada setiap pembelian Nikon D80 untuk impor, edit, organizer dan sharing gambar. Software Capture NX aksesoris tambahan serba guna dan solusi elegan untuk edit gambar, dan sebagai pemroses file (RAW) menjadi TIFF atau JPEG. [PR/N-5]



Read More..

Megapiksel atau Perbesaran Optik?


Oleh: Valens Riyadi

Perkembangan kamera digital memang sangat pesat. Dalam tujuh tahun terakhir, 22 produsen kamera digital terkemuka telah meluncurkan tidak kurang dari 650 jenis kamera.

Mulai dari kamera untuk pemula yang sangat miskin fasilitas, namun mudah penggunaannya, hingga kamera bagi fotografer profesional. Munculnya kamera digital mulai marak dalam tiga tahun belakangan. Hal itu ditandai dengan merosotnya angka penjualan film seluloid hampir di seluruh belahan dunia.

Sebagian besar jenis kamera digital yang diluncurkan diperuntukkan bagi kalangan pemula. Hampir semua produsen berlomba menghasilkan kamera yang canggih, mungil, dan berusaha menarik pembeli dengan spesifikasi teknik yang terlihat mewah.

Beberapa tahun lalu, fasilitas yang ditawarkan adalah nilai kemampuan perbesaran (zoom). Biasanya yang diiklankan adalah nilai perbesaran yang merupakan akumulatif antara perbesaran digital dan perbesaran optik.

Perbesaran optik adalah perbesaran gambar yang direkam kamera melalui lensa. Seluruh perbesaran ini sepenuhnya terjadi secara fisik. Adapun perbesaran digital sebenarnya hanya proses pemotongan sisi-sisi gambar (hanya diambil bagian tengahnya saja) dan kemudian dilakukan perbesaran menggunakan software sesuai dengan algoritma komputer tertentu.

Gambar yang dihasilkan tidak setajam perbesaran secara optik. Belakangan, para produsen tidak banyak lagi mengiklankan kemampuan kameranya untuk melakukan perbesaran digital karena memang tidak terlalu berguna. Perbesaran gambar menggunakan perangkat lunak seperti Photoshop akan menghasilkan gambar yang lebih baik daripada perbesaran digital di kamera.

Tingkat perbesaran

Selain ditentukan oleh tingkat perbesarannya, ukuran gambar yang dihasilkan juga ditentukan oleh jumlah titik yang dapat terekam kamera. Ukuran gambar biasanya ditampilkan dalam satuan megapiksel, yang setara dengan satu juta titik gambar. Kamera yang dapat menangkap gambar dengan ukuran 3.000 kali 2.000 piksel disebut memiliki kemampuan 6 megapiksel (enam juta titik).

Makin besar megapikselnya, makin besar pula hasil yang dapat dicetak di kertas foto tanpa perlu terlihat pecah. Dengan pencetakan yang menggunakan ketajaman 250 dpi (dot per inch), gambar berukuran enam megapiksel dapat dicetak dengan optimal pada kertas berukuran 30 cm x 20 cm.

Kamera prosumer yang berada di pasaran saat ini sebetulnya sudah sangat maju jika kita hanya memerhatikan satuan pembesaran optik dan kemampuan megapikselnya. Sebagai contoh, kamera Kodak P850 yang dirilis awal Agustus lalu dapat menghasilkan gambar lima megapiksel dan memiliki perbesaran optik 12 kali atau setara dengan 432 mm pada kamera SLR (single lens reflex).

Masyarakat yang ingin membeli kamera digital biasanya sudah cukup puas dengan membandingkan tingkat perbesaran optik dan megapikselnya. Namun, kualitas kamera tidak bisa hanya ditentukan dari kedua besaran tadi. Masih banyak parameter lain yang perlu dipertimbangkan.

Tingkat ketajaman lensa tiap merek kamera berbeda-beda. Untuk hal yang satu ini, kualitas lensa-lensa yang bisa dilepas (interchangeable lens) jelas-jelas tidak tersaingi oleh kualitas lensa-lensa bawaan kamera-kamera prosumer.

Namun, untuk kamera prosumer, ada baiknya dipilih kamera yang menggunakan lensa buatan produsen lensa terkemuka, seperti Leica, Carl Zeiss, Nikon, ataupun Canon.

Kamera prosumer

Sebagian besar pengguna kamera prosumer banyak mengandalkan pengaturan pencahayaan otomatis. Bidik dan langsung jepret. Tidak perlu pusing-pusing memikirkan berapa kecepatan rana, asa, dan besaran diafragma yang dibutuhkan.

Kemampuan kamera untuk melakukan kalkulasi pengukuran pencahayaan menjadi hal yang cukup penting. Bisa saja gambar yang dihasilkan tajam namun gelap.

Selain itu, salah satu faktor yang paling penting adalah kualitas sensor pada kamera. Kamera prosumer dengan harga murah biasanya memiliki sensor yang kecil dan jumlah titik yang tidak sama banyak dengan yang diiklankan.

Bisa jadi, sebuah kamera saku yang disebut mampu memotret dengan lima megapiksel sebetulnya hanya mampu memotret dengan tiga atau empat megapiksel. Setelah gambar ditangkap sensor, tetap dilakukan perbesaran digital (interpolasi) sehingga gambar jadi berukuran lima megapiksel.

Makin panjang kemampuan perbesaran optik, makin membuat kita asyik memotret. Obyek yang letaknya jauh bisa kita bidik dengan komposisi yang cukup besar dan dekat. Namun, sering kali pengguna tidak sadar bahwa kemungkinan terjadi goyangan (shake) semakin besar.

Selain itu, biasanya kamera prosumer yang memiliki lensa panjang (lebih dari lima kali perbesaran) tidak disertai dengan bukaan lensa (diafragma) yang lebar. Hal itu mengakibatkan kecepatan bukaan rana semakin lambat. Kemungkinan goyang akan semakin besar. Karena itu, sebagian kamera prosumer, seperti Panasonic Lumix FZ20 dan Ricoh Caplio R3, memberikan juga fitur peredam goyangan.

Bagaimanapun, kalau kita ingin mendapatkan foto yang berkualitas, kamera-kamera kelas DSLR (Digital SLR) adalah pilihan yang perlu dipertimbangkan. Perusahaan besar seperti Canon dan Nikon telah mengeluarkan seri-seri kamera DSLR yang harganya (termasuk lensa standar) berkisar Rp 7-8 juta. Sebut saja Canon 350D dan Nikon D50.

Menguasai teknik

Takut karena merasa tidak menguasai teknik memotret? Jangan takut, kamera-kamera DSLR terbaru pun sebetulnya bisa disetel untuk digunakan dalam mode yang sepenuhnya otomatis. Tinggal membidikkan kamera dan menjepret, persis seperti kamera saku.

Hasilnya akan dapat langsung kita lihat pada layar LCD. Dalam kondisi normal, dijamin hasilnya akan tajam dan jelas. Kalaupun terdapat kesalahan pada jepretan pertama, tidak perlu khawatir. Jepret lagi. Tidak ada uang yang terbuang seperti halnya memotret dengan kamera berfilm. Selamat datang di dunia kamera digital!

Valens Riyadi, Administrator Fotografer.Net E-mail: valens@fotografer.net



Read More..

Megapiksel atau Perbesaran Optik?


Oleh: Valens Riyadi

Perkembangan kamera digital memang sangat pesat. Dalam tujuh tahun terakhir, 22 produsen kamera digital terkemuka telah meluncurkan tidak kurang dari 650 jenis kamera.

Mulai dari kamera untuk pemula yang sangat miskin fasilitas, namun mudah penggunaannya, hingga kamera bagi fotografer profesional. Munculnya kamera digital mulai marak dalam tiga tahun belakangan. Hal itu ditandai dengan merosotnya angka penjualan film seluloid hampir di seluruh belahan dunia.

Sebagian besar jenis kamera digital yang diluncurkan diperuntukkan bagi kalangan pemula. Hampir semua produsen berlomba menghasilkan kamera yang canggih, mungil, dan berusaha menarik pembeli dengan spesifikasi teknik yang terlihat mewah.

Beberapa tahun lalu, fasilitas yang ditawarkan adalah nilai kemampuan perbesaran (zoom). Biasanya yang diiklankan adalah nilai perbesaran yang merupakan akumulatif antara perbesaran digital dan perbesaran optik.

Perbesaran optik adalah perbesaran gambar yang direkam kamera melalui lensa. Seluruh perbesaran ini sepenuhnya terjadi secara fisik. Adapun perbesaran digital sebenarnya hanya proses pemotongan sisi-sisi gambar (hanya diambil bagian tengahnya saja) dan kemudian dilakukan perbesaran menggunakan software sesuai dengan algoritma komputer tertentu.

Gambar yang dihasilkan tidak setajam perbesaran secara optik. Belakangan, para produsen tidak banyak lagi mengiklankan kemampuan kameranya untuk melakukan perbesaran digital karena memang tidak terlalu berguna. Perbesaran gambar menggunakan perangkat lunak seperti Photoshop akan menghasilkan gambar yang lebih baik daripada perbesaran digital di kamera.

Tingkat perbesaran

Selain ditentukan oleh tingkat perbesarannya, ukuran gambar yang dihasilkan juga ditentukan oleh jumlah titik yang dapat terekam kamera. Ukuran gambar biasanya ditampilkan dalam satuan megapiksel, yang setara dengan satu juta titik gambar. Kamera yang dapat menangkap gambar dengan ukuran 3.000 kali 2.000 piksel disebut memiliki kemampuan 6 megapiksel (enam juta titik).

Makin besar megapikselnya, makin besar pula hasil yang dapat dicetak di kertas foto tanpa perlu terlihat pecah. Dengan pencetakan yang menggunakan ketajaman 250 dpi (dot per inch), gambar berukuran enam megapiksel dapat dicetak dengan optimal pada kertas berukuran 30 cm x 20 cm.

Kamera prosumer yang berada di pasaran saat ini sebetulnya sudah sangat maju jika kita hanya memerhatikan satuan pembesaran optik dan kemampuan megapikselnya. Sebagai contoh, kamera Kodak P850 yang dirilis awal Agustus lalu dapat menghasilkan gambar lima megapiksel dan memiliki perbesaran optik 12 kali atau setara dengan 432 mm pada kamera SLR (single lens reflex).

Masyarakat yang ingin membeli kamera digital biasanya sudah cukup puas dengan membandingkan tingkat perbesaran optik dan megapikselnya. Namun, kualitas kamera tidak bisa hanya ditentukan dari kedua besaran tadi. Masih banyak parameter lain yang perlu dipertimbangkan.

Tingkat ketajaman lensa tiap merek kamera berbeda-beda. Untuk hal yang satu ini, kualitas lensa-lensa yang bisa dilepas (interchangeable lens) jelas-jelas tidak tersaingi oleh kualitas lensa-lensa bawaan kamera-kamera prosumer.

Namun, untuk kamera prosumer, ada baiknya dipilih kamera yang menggunakan lensa buatan produsen lensa terkemuka, seperti Leica, Carl Zeiss, Nikon, ataupun Canon.

Kamera prosumer

Sebagian besar pengguna kamera prosumer banyak mengandalkan pengaturan pencahayaan otomatis. Bidik dan langsung jepret. Tidak perlu pusing-pusing memikirkan berapa kecepatan rana, asa, dan besaran diafragma yang dibutuhkan.

Kemampuan kamera untuk melakukan kalkulasi pengukuran pencahayaan menjadi hal yang cukup penting. Bisa saja gambar yang dihasilkan tajam namun gelap.

Selain itu, salah satu faktor yang paling penting adalah kualitas sensor pada kamera. Kamera prosumer dengan harga murah biasanya memiliki sensor yang kecil dan jumlah titik yang tidak sama banyak dengan yang diiklankan.

Bisa jadi, sebuah kamera saku yang disebut mampu memotret dengan lima megapiksel sebetulnya hanya mampu memotret dengan tiga atau empat megapiksel. Setelah gambar ditangkap sensor, tetap dilakukan perbesaran digital (interpolasi) sehingga gambar jadi berukuran lima megapiksel.

Makin panjang kemampuan perbesaran optik, makin membuat kita asyik memotret. Obyek yang letaknya jauh bisa kita bidik dengan komposisi yang cukup besar dan dekat. Namun, sering kali pengguna tidak sadar bahwa kemungkinan terjadi goyangan (shake) semakin besar.

Selain itu, biasanya kamera prosumer yang memiliki lensa panjang (lebih dari lima kali perbesaran) tidak disertai dengan bukaan lensa (diafragma) yang lebar. Hal itu mengakibatkan kecepatan bukaan rana semakin lambat. Kemungkinan goyang akan semakin besar. Karena itu, sebagian kamera prosumer, seperti Panasonic Lumix FZ20 dan Ricoh Caplio R3, memberikan juga fitur peredam goyangan.

Bagaimanapun, kalau kita ingin mendapatkan foto yang berkualitas, kamera-kamera kelas DSLR (Digital SLR) adalah pilihan yang perlu dipertimbangkan. Perusahaan besar seperti Canon dan Nikon telah mengeluarkan seri-seri kamera DSLR yang harganya (termasuk lensa standar) berkisar Rp 7-8 juta. Sebut saja Canon 350D dan Nikon D50.

Menguasai teknik

Takut karena merasa tidak menguasai teknik memotret? Jangan takut, kamera-kamera DSLR terbaru pun sebetulnya bisa disetel untuk digunakan dalam mode yang sepenuhnya otomatis. Tinggal membidikkan kamera dan menjepret, persis seperti kamera saku.

Hasilnya akan dapat langsung kita lihat pada layar LCD. Dalam kondisi normal, dijamin hasilnya akan tajam dan jelas. Kalaupun terdapat kesalahan pada jepretan pertama, tidak perlu khawatir. Jepret lagi. Tidak ada uang yang terbuang seperti halnya memotret dengan kamera berfilm. Selamat datang di dunia kamera digital!

Valens Riyadi, Administrator Fotografer.Net E-mail: valens@fotografer.net



Read More..

Canon EOS 450D Digital SLR




Pasar kamera digital SLR di dunia termasuk Indonesia mengalami pertumbuhan yang semakin tinggi dari tahun ke tahun. Pemain di segmen ini pun semakin ramai. Canon yang telah menjadi pemimpin di pasar kamera DSLR masih memposisikan dirinya sebagai market leader mulai dari DSLR kelas tertinggi yang dipercaya oleh para fotografer papan atas hingga DSLR entry level yang semakin diminati masyarakat luas sekalipun mereka yang belum mendalami fotografi.


Melihat besarnya kamera DSLR kelas pemula/entry level ini, Canon melalui PT Datascrip sebagai distributor tunggalnya di Indonesia meluncurkan Canon EOS 450D Digital SLR yang didesain khusus tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan para fotografer profesional, namun juga para pemula yang menggemari dunia fotografi.


Canon EOS 450D dilengkapi dengan fitur-fitur canggih, seperti fungsi Integrated Cleaning System, 14 bit analog-digital (A/D) conversion, 2 AF modes dan tentunya diperkuat dengan prosesor gambar DIGIC III. Perpaduan seluruh teknologi ini akan menghasilkan foto dengan kualitas prima.


Canon EOS 450D hadir dengan inovasi teknologi terdepan disertai dengan berbagai kemudahan pengoperasian bagi para penggunanya. Kesempurnaannya semakin lengkap dengan CMOS Sensor APS-C 12.2 megapixels yang menghasilkan gambar dengan resolusi tinggi.


Keunggulan lain dari Canon EOS 450D adalah 9 titik AF yang cepat dan akurat dengan titik tengah yang dapat bekerja lebih cepat dengan lensa bukaan f/2.8. Sensor secara otomatis juga akan mengoreksi fokus yang disebabkan oleh kondisi cahaya yang berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan auto fokus yang konsisten.


Canon EOS 450D menggunakan LCD monitor 3 inchi beresolusi 230.000 piksel yang sangat nyaman bagi mata penggunanya. Dengan fitur Live View para pengguna dapat membidik gambar hanya dengan melihat LCD monitor tanpa melalui optical viewfinder yang juga disertai dengan fungsi 5x dan 10x zooming sehingga fokus yang lebih presisi pun dapat dihasilkan. Fungsi viewfinder juga dapat ditingkatkan hingga pembesaran 0.87x.


Solusi lain yang ditawarkan kamera ini adalah EOS Integrated Cleaning System yang merupakan perpaduan sistem penanganan debu secara software dan hardware.


Canon EOS 450D dipasarkan dalam 2 pilihan kemasan yaitu:
Canon EOS 450D Body only seharga USD 835 dan
Canon EOS 450D Lens kit dengan EF-S 18-55mm f/3.5-5.6 IS seharga USD 935


“Dengan kehadiran Canon EOS 450D, posisi kamera DSLR Canon di market entry level yang memberikan kontribusi terbesar bagi pasar DSLR di Indonesia akan semakin kuat,” ungkap Merry Harun, Director - Canon Division, pt. Datascrip.


Hadirnya Lensa Telephoto Terkini
Canon juga meluncurkan lensa yang dikembangkan untuk dipadukan dengan jajaran kamera DSLR Canon EOS yaitu EF200mm f/2.0L IS USM, lensa large-aperture telephoto yang dilengkapi Image Stabilizer.


Dengan bahan magnesium, lensa ini terasa sangat ringan dan mudah disesuaikan ketika menggunakan fluorite dan UD lens yang berfungsi untuk menghasilkan kualitas gambar yang lebih tajam dan cemerlang dengan resolusi tinggi.


Fungsi anti debu dan water-proofing membuat lensa ini memiliki performa tinggi, ideal digunakan pada kondisi minim cahaya dengan shutter speed yang tinggi, seperti event olahraga pada malam hari atau aktivitas dalam ruangan lainnya.


Datascrip - THE ONE STOP BUSINESS SOLUTIONS COMPANY Datascrip merupakan perusahaan yang menawarkan solusi bisnis meliputi, Record Management, Storage and Filing Systems; Office Design and Space Management; Paper Management and Business Machines; Multimedia Presentation and Conference Room; Digital Imaging; Time Management and Security Systems; Surveying and Engineering; Business Software; dan IT Solution, di bawah satu atap untuk memenuhi kebutuhan, kepuasan , dan kenyamanan pelayanan bisnis Anda. Business Executives Specialist kami bukan sekadar menjual produk, tetapi juga bekerja bersama Anda untuk mencari solusi yang terbaik.

Read More..

Dua Kamera SLR Terbaru Nikon



Pencinta kamera foto Single Lens Reflection (SLR) boleh bergembira. Saat ini, produsen kamera foto terkemuka Nikon Corporation telah mengeluarkan generasi terbaru SLR. Ada kamera SLR digital profesional D3 dan ada juga kamera SLR Nikon D300. Kedua kamera itu bisa menjadi pilihan para penggemar fotografi yang ingin mendapatkan hasil foto terbaik.

Kamera SLR digital profesional D3 dilengkapi dengan sensor gambar CMOS besar yang dikembangkan oleh Nikon, fitur D3 efektif 12.1 megapixel dan ISO dimulai dari 200 sampai 6400 pada penyetelan normal.

Sebagai sistem pemprosesan gambar, konsep keseluruhan yang digunakan adalah Expeed, di mana semua kemampuan dan teknologi yang dikuasai Nikon diaplikasikan secara optimal. D3 memberikan gambar yang berkualitas dan kecepatan memproses gambar yang tinggi yang belum pernah ada pada SLR digital sebelumnya.

D3 sanggup mengambil gambar 12.1 megapixel dalam 9 frame per detik dan tambahan saat menggunakan DX format (24 x 16) memungkinkan mencapai 11 frame per detik. Dengan fitur canggih pada kualitas gambar, sensititifas dan kecepatan, D3 mampu menyesuaikan banyak karakter berbeda terkait dengan permintaan dari pelanggan termasuk para profesional.

Sensor gambar D3 adalah CMOS yang dikembangkan oleh Nikon dengan ukuran luas 36 x 23.9 mm atau yang dikenal dengan sebutan 35 mm ukuran penuh. Nikon akan menggunakan istilah FX format untuk gambar format ukuran penuh 35mm Nikon SLR digital.

Nikon telah konsisten menyatukan format DX di dalam SLR berdasarkan kesimpulan dari investigasi menyeluruh, mengenai kualitas gambar, pengoperasian, ukuran dan harga. Tuntutan tersebut sesuai untuk situasi pemotretan umum. Sebagai hasilnya format DX telah dievaluasi sebagai tendensi pasar format DSLR.

Nikon juga, bangga bahwa telah menempatkan suatu posisi yang stabil dalam bidang format DX melalui berbagai kontribusi, mencakup kesediaan berbagai ukuran lensa tukar untuk pengoptimalan format tersebut. Di samping itu, terdapat juga tuntutan peningkatan untuk SLR tersebut. Antara lain fitur sensitivitas yang tinggi, peningkatan angka pixel, resolusi yang lebih baik dan jarak dinamis yang lebih luas.

Teknologi Inovatif

Selain kamera itu, Nikon Corporation juga dengan bangga mengumumkan dan memperkenalkan kamera SLR Digital Format DX yang baru, Nikon D300. Mengkombinasikan teknologi Nikon yang inovatif dengan mengedepankan fitur-fitur baru dan ketepatan dalam rancang-bangun, D300 mengantarkan kamera format DX pada puncak kemampuannya, demikian dikemukakan pihak Nikon Corporation.

Kekuatan gambar 12.3 efektif megapixel dari sensor CMOS format DX baru dengan A/D converter terintegrasi, ketepatan pemrosesan dan kecepatan yang mengejutkan dari konsep pengolahan gambar Expeed Digital asli Nikon, kecepatan fokus yang belum pernah terjadi sebelumnya dan ketepatan dari 51 titik sistem otofokus, inovasi Scene Recognition Nikon System baru untuk otofokus yang optimal, kinerja auto exposure dan auto white balance, merupakan kelebihan D300 ini.

Di samping itu, komposisi dan fokus dari jendela bidik baru menyediakan cakupan gambar penuh 100 persen, dengan tambahan 920,000-dot, 3 inci monitor LCD beresolusi tinggi dengan sudut pandang yang luas, serta dilengkapi dengan tombol power yang dekat dan mudah, dengan respons yang cepat.

Secara keseluruhan, kedua kamera Nikon terbaru itu, dapat memenuhi harapan penggemar fotografi maupun fotografer profesional di Indonesia. [PR/B-8]

Read More..